Deja vu
Pernahkah
anda berpikir tentang sesuatu hal yang melampaui batas pikir manusia ? Manusia
sebagai makhluk yang diciptakan sempurna dari makhluk bumi lain, dikaruniai
kesempatan untuk berpikir.
Pertanyaannya
sekarang, hal seperti apa yang tergolong sulit dijelaskan ? Ada sesuatu yang
saya kira kita jarang atau bahkan sering mengalaminya. Dengan rasa penasaran
yang cukup tinggi, saya juga ingin membagi pengetahuan ini dengan pembaca. Deja
vu disebutnya.
Sebenarnya
apa itu Deja vu ? Deja vu sendiri merupakan bahasa Prancis yang diperkenalkan
pertama kali oleh seorang peneliti bidang psikolog berkebangsaan Prancis Emile
Boirac. Istilah ini merupakan istilah dimana seseorang merasa bahwa ia sudah
mengalami sebuah peristiwa yang sama dengan peristiwa yang pernah ia alami
entah di mimpinya atau dunia nyata masa lalu. Dengan kata lain ia akan dapat
menerka seperti apa akhirnya.
Deja vu sendiri terbagi menjadi 3 :
1.
Deja Senti (memikirkannya)
Menurut para ahli deja vu jenis ini adalah fenomena
kejiwaan dimana sesuatu yang dialami seseorang tersebut di masa lalu sangat
mirip dengan yang ia rasakan sekarang, dengan itu orang tersebut akan berpikir
ia telah mengalami hal yang sama pula pada masa lalu.
2.
Deja Vecu (mengalami)
Deja Vecu berarti suatu perasaan dimana seseorang telah
mengetahui urutan peristiwa yang sedang ia alami karena ingatannya pada
peristiwa lalu dimana ia telah mengalami hal yang serupa.
3.
Deja Visite (mengunjungi)
Serupa dengan artinya, deja vu jenis ini berarti seseorang
merasakan saat ia berkunjung ke tempat baru “saya telah mengunjungi tempat ini
sebelumnya”. Dan secara tiba – tiba orang tersebut akan mengetahui seluk beluk
tempat itu dan dapat mendefinisikannya dengan tepat.
Ada yang
menyebut deja vu erat kaitannya dengan masa silam, ini bagi penganut paham
reinkarnasi. Dalam salah satu hadist dalam agama islam mengatakan seperti ini “segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan
kami setelah mematikan kami. Dan hanya kepada-Nya kami kembali.” Serta surat Ash-Shafaat (37) ayat 96 “Allah menciptakanmu dan apa yang kamu
perbuat”. Rasulullah SAW mengatakan bahwa kegiatan tidur manusia dapat
disebut kematian kecil karena ketika kita tidur, tubuh kita hanya berupa raga
tanpa adanya ruh dan ruh tersebut akan kembali saat kita kembali tersadar.
Yang
perlu anda tahu, saat ruh meninggalkan raganya, ia dapat bepergian kemana saja.
Ke masa lalu, masa sekarang, atau bahkan masa depan dan otak akan merekamnya
dan menjadikannya sebuah memori namun masih samar. Sehingga nantinya saat ruh
itu kembali, membuat kita seolah pernah mengunjungi tempat dimana ruh kita tadi
berkunjung. Kisah ini sama dengan film barat Insidius dimana dikisahkan ruh
seorang anak yang terperangkap dalam sebuah dunia dan tak dapat kembali.
Para
peneliti sudah lama mencari sebab – sebab terjadinya deja vu. Mereka mengasosiasikan
penyakit – penyakit seperti schizophrenia,
kegelisahan, atau gangguan neurologi lainnya. Namun mereka belum dapat
mengaitkan dengan pasti di manakah posisi deja vu ini sebagi fenomena kejiwaan.
Tapi bisa
saja Deja vu merupakan hasil dari kegagalan sistem kelistrikan otak. Deja vu
dipercaya sebagai suatu sensasi yang salah pada ingatan atau memori. Mungkin
juga faktor beberapa obat – obatan seperti amantadine
dan phenylpropanolamine yang dapat
menyebabkan aksi hyperdopaminergic pada area mesial temporal otak yang
menyebabkan Deja vu.
Otak
merupakan organ yang kompleks dan sangat menarik. Sudah merupakan kecenderungannya
untuk menarik berbagai kesimpulan yang mungkin saat merekam sebuah peristiwa sehingga
seseorang akan mengantisipasinya dengan berpikir ia telah mengalami hal yang
sama sebelumnya.
Jadi
tidak selamanya sesuatu yang terjadi disekitar kita dapat dijelaskan secara
rasional. Ada lebih dari satu peristiwa yang seharusnya kita manusia tidak
boleh mengetahuinya bahkan menyimpulkannya secara cepat karena Pencipta kita
tahu apa tujuan kita ada di dunia dan Ia tahu kapan harus diakhirinya. Waallahhu
‘alam.
No comments:
Post a Comment